Degradasi
sering diartikan sebagai penurun suatu kualitas. Dalam kesempatan ini
saya ingin berbagi tentang pengamatan saya selama ini kepada para
kompasianer.
Moral
remaja dari tahun ketahun terus mengalami penurunan kualitas atau
degradasi. Dalam segala aspek moral, mulai dari tutur kata, cara
berpakaian dll. Degradasi moral ini seakan luput dari pengamatan dan
dibiarkan terus berkembang.
Faktor
utama yang mengakibatkan degradasi moral remaja ialah perkembangan
globalisasi yang tidak seimbang. Virus globalisasi terus menggerogoti
bangsa ini. Sayangnya kita seakan tidak sadar, namun malah mengikutinya.
Kita terus menuntut kemajuan di era global ini tanpa memandang (lagi)
aspek kesantunan budaya negeri ini. Ketidak seimbangan itulah yang pada
akhirnya membuat moral semakin jatuh dan rusak.
Andai
saja pemerintah tak sibuk (terus) mengurus tetek bengek masalah korupsi
yang terjadi akhir-akhir ini. Mungkin mereka para petinggi Negara
memiliki sedikit waktu untuk mengamati anak bangsanya yang semakin hari
semakin menjadi-jadi. Simbol kesantunan warga Indonesia-pun mulai
terkikis pada generasi muda, yaitu remaja. Kalau sudah seperti ini lalu apa yang sebaiknya kita lakukan?
Globalisasi
yang terus menuntut kita untuk bermetamorfosa kadang memang membawa
banyak dampak baik. Tapi jangan salah, dampak buruk pun mengikutinya di
belakang. Coba sejenak kita amati foto-foto remaja tempo dulu. Kita
nilai mereka dari aspek berpakaian. Sebagian besar mereka kelebihan
bahan (tertutup). Memang ada satu dua yang memilih pakaian terbuka di
era lalu, namun perbandingannya lebih banyak yang mengenakan pakaian
tertutup. Kontras dengan kenyataan di abad 20 ini. Kalau dulu yang
berpakaian memancing kebanyakan para pelaku entertainer, kalau sekarang
tak peduli entertainer atau bukan sama saja.