Archive for November 2012

Degradasi Moral Remaja Masa Kini


.


 
Degradasi sering diartikan sebagai penurun suatu kualitas. Dalam kesempatan ini saya ingin berbagi tentang pengamatan saya selama ini kepada para kompasianer.
Moral remaja dari tahun ketahun terus mengalami penurunan kualitas atau degradasi. Dalam segala aspek moral, mulai dari tutur kata, cara berpakaian dll. Degradasi moral ini seakan luput dari pengamatan dan dibiarkan terus berkembang.
Faktor utama yang mengakibatkan degradasi moral remaja ialah perkembangan globalisasi yang tidak seimbang. Virus globalisasi terus menggerogoti bangsa ini. Sayangnya kita seakan tidak sadar, namun malah mengikutinya. Kita terus menuntut kemajuan di era global ini tanpa memandang (lagi) aspek kesantunan budaya negeri ini. Ketidak seimbangan itulah yang pada akhirnya membuat moral semakin jatuh dan rusak.
Andai saja pemerintah tak sibuk (terus) mengurus tetek bengek masalah korupsi yang terjadi akhir-akhir ini. Mungkin mereka para petinggi Negara memiliki sedikit waktu untuk mengamati anak bangsanya yang semakin hari semakin menjadi-jadi. Simbol kesantunan warga Indonesia-pun mulai terkikis pada generasi muda, yaitu remaja. Kalau sudah seperti ini lalu apa yang sebaiknya kita lakukan?
Globalisasi yang terus menuntut kita untuk bermetamorfosa kadang memang membawa banyak dampak baik. Tapi jangan salah, dampak buruk pun mengikutinya di belakang. Coba sejenak kita amati foto-foto remaja tempo dulu. Kita nilai mereka dari aspek berpakaian. Sebagian besar mereka kelebihan bahan (tertutup). Memang ada satu dua yang memilih pakaian terbuka di era lalu, namun perbandingannya lebih banyak yang mengenakan pakaian tertutup. Kontras dengan kenyataan di abad 20 ini. Kalau dulu yang berpakaian memancing kebanyakan para pelaku entertainer, kalau sekarang tak peduli entertainer atau bukan sama saja.

PENDIDIKAN MORAL YANG TERLUPAKAN


.


Masyarakat Lamongan merupakan masyarakat yang suka pendidikan, hal ini dibuktikan dengan banyaknya sekolah di Lamongan. Namun ada yang perlu dibahas lebih lanjut tentang pendidikan di kota soto ini. Pendidikan mencakup beberapa aspek, seperti IQ, EQ, dan SQ. Memang tidak dipungkiri bahwa pelajar di Lamongan tidak miskin prestasi, namun ada hal yang lebih penting dari sebuah prestasi. Apa tujuan pendidikan?....................................
Pendidikan dilakukan untuk mencerdaskan bangsa, agar bangsa kita tidak bodoh dan memiliki moral yang baik agar bisa menjadi penerus bangsa. Namun sekarang kenyataannya banyak orang berpendidikan tidak berperilaku seperti orang terdidik. Tak sedikit pelajar bersekolah hanya untuk mengejar sebuah nilai dan status sosial. Banyak kasus yang menimpa para remaja di Lamongan, seperti bisa kita ambil contoh yaitu maraknya siswa yang pacaran diluar batas kewajaran. Kasus semacam itu seharusnya tidak terjadi dikalangan orang intelek seperti para pelajar, tapi hal itu sudah menjadi sesuatu yang biasa dimata para pelajar. Jika diungkapkan dengan bahasa asli lamongan “ngomong iku gampang, ngelakoni iku seng angel” artinya adalah bicara itu mudah, melakukannya yang susah, itulah alasan yang biasa dipakai para pelajar masa kini. Tidak ada keberhasilan yang dicapai tanpa sebuah pengorbanan, untuk menggapai sebuah cita-cita diperlukan sebuah pengorbanan. Kalau saya lihat banyak teman-teman saya yang mengatakan seperti ini “mumpung isih enom, nakal titik gak popo” (selagi masih muda,nakal sedikit itu tidak masalah), itu adalah pemikiran yang salah.
Pelajar masa kini cenderung mengabaikan nilai moral, saya sebagai pelajar pun menyadari akan hal itu. Mungkin ini sudah menjadi kebiasaan yang melekat kuat, tapi tidak semua pelajar seperti itu. Memang ada yang benar-benar mempunyai budi pekerti yang baik.
Seharusnya para elemen pendidikan memperhatikan hal ini, karena sepintar apapun seseorang apabila tidak dibarengi dengan budi pekerti yang baik maka itu semua akan sia-sia belaka. Orang pintar cenderung menghargai dan tidak melupakan nilai-nilai luhur dalam bangsanya. Seperti orang jepang yang selalu menghargai nilai-nilai yang sudah dipegang teguh oleh bangsanya, sepintar apapun mereka. Maka dari itu remaja seharusnya berpikir panjang sebelum melakukan sesuatu, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Kumpulan Anak Punk Meresahkan Warga Kota Tanjungpinang


.


TANJUNGPINANG, TRIBUN- Fenomena ramainya anak punk di sejumlah titik di Tanjungpinang semakin meresahkan warga. Malah hampir setiap hari mereka berkumpul di depan Kantor Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang.

Awalnya hanya ada beberapa anak punk saja yang kerap nongkrong di bangunan kosong di kawasan Bintan Center itu, termasuk pada Senin (2/4). Lama kelamaan semakin bertambah. Malah tak jarang ditemani dengan beberapa remaja putri, yang dari penampilannya terlihat bukan anak punk.

Untuk menghidupi diri mereka, anak-anak punk tersebut kerap ngamen di sekitaran batu 9 dan Batu 10. Beberapa sering pula ngamen di simpang Batu 7. Namun yang paling ramai nongkrong di area Pamedan.

Hari itu Tribun melihat setidaknya 12 orang anak punk nongkrong di dua titik berbeda di Pamedan. Tak jarang mereka juga mengamen di sekitaran termasuk di persimpangan Pamedan.

”Kadang kalau mereka lewat dan ada anak sekolah, suka dipalakin juga,” ujar seorang warga di sebuah kedai kopi di kawasan tersebut, Sabtu (31/3) kemarin. Sabtu itu memang ramai anak punk berkumpul di Pamedan.

Seorang anak punk yang ditanyai Tribun, mengaku mereka sedang menggelar acara musik di Gedung Aisyah Sulaiman. Mereka menjadikan area Pamedan sebagai basecamp. Ada sekitar 50 anak punk yang tidur di panggung di area Pemedan.

Hampir seluruhnya datang dari luar kota. ”Ada sekitar 50 orang lah. Ada yang dari Batam, Karimun, Dumai, Medan. Ini karena ada acara musik, habis itu kami pulang,” ujar seorang anak punk.

Tawuran Pelajar, Tamparan bagi Dunia Pendidikan


.




Tawuran antara siswa pelajar SMA 6 dan SMA 70 pecah di Bunderan Bulungan, Jakarta Selatan pada pukul 12.20 Senin 24 September 2012 kemarin. Alawy tewas akibat luka tusuk di bagian dada. Ia sempat dilarikan ke Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring, Jakarta Selatan, namun meninggal tak lama setelah sampai di sana.

Korban lainnya adalah Ramdan Dinis, kelas XII SMA 6, tinggal di Jalan Piso, Bintaro, Jakarta Selatan. Dia terluka di pelipis. Polisi menemukan sebuah celurit yang diduga sebagai alat untuk menewaskan korban. Hingga sekarang polisi masih mengulik data dari sekolah.

Kepala Polda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Untung Suharsono Rajab, mengatakan penyidik kepolisian sudah memegang 10 nama siswa SMA Negeri 70 Jakarta yang diduga terlibat penyerangan Alawy. Peranan kesepuluh siswa itu masih dicari.

Tawuran antar pelajar di DKI sudah barang jamak terdengar. Pada bulan Agustus - September 2012 saja, tercatat enam kasus kekerasan ''tak berguna itu.

Pada 6 Agustus, bentrok melibatkan pelajar SMA 87 dan SMA Kartika.  Pelajar dari SMA Kartika mengajak pelajar SMA 87 tawuran di Jalan Taman Barat RT 15/08 Bintaro. Akibatnya Jeremy Hasibuan, siswa SMA Kartika, tewas dibacok bagian kepalanya. Polisi menangkap AM, 16 tahun dan MF (15).

29 Agustus 2012, tawuran melibatkan pelajar SMP Negeri 6 Buaran dan pelajar SMP lain di perlintasan kereta api sebelum Stasiun Buaran.  Lokasi ini kerap menjadi tempat tawuran antara SMP Negeri 6 Buaran, SMP 194 Duren Sawit dan SMP Muhammadiyah 50 Duren Sawit. Akibat peristiwa ini Jatsuli tewas tertabrak KRL di Stasiun Buaran saat tawuran berlangsung.

Sehari kemudian, tawuran antar pelajar kembali pecah. Tempatnya semula di sekitar Stasiun Klender, Jakarta Timur. Namun terhenti setelah seorang pria 64 tahun, Rohiman, tewas tertabrak akibat berusaha menyelamatkan diri dari tawuran. Satu jam kemudian, para pelajar pindah lokasi ke bawah jalan layang Pondok Kopi, Cakung, Jakarta Timur. Bentrokan ini juga menewaskan Ahmad Yani, siswa kelas X SMK Negeri 39, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, yang kena sabetan senjata tajam.

Pada hari yang sama, puluhan pelajar SMK Widya Darma dan SMK Muhamadiyah saling serang di Jalan Raya Tlajung Udik. Perkelahian massal berlangsung hampir dua jam. Seorang siswa SMK Muhamadiyah, Rudi Noval Ashari, tewas ditebas samurai.

12 September 2012, siswa SMK Panmas tawuran dengan SMK Baskara. Sebanyak 12 siswa SMK Baskara menumpang truk semen tiba-tiba diserang 25 orang dari SMK Pancoran Mas, Depok. Dedi Triyuda, 17 tahun, siswa kelas dua SMK Baskara, tewas dibacok dengan celurit dan dilempari batu.

Lima hari kemudian, 82 siswa dari SMK Baskara dan SMK Fajar diamankan oleh Kepolisian Sektor Pancoran Mas karena tercium hendak tawuran.

Sederet kasus kekerasan pelajar itu tentu membuat miris setiap warga Ibu Kota. Sampai sekarang belum ada solusi tegas yang jelas terhadap tawuran pelajar ini. KPAI menganggap tawuran antar pelajar ini merupakan tamparan bagi dunia pendidikan. (Baca: KPAI: Tawuran Menampar Dunia Pendidikan)

Kepala Dinas Pendidikan DKI, Taufik Yudi Mulyanto, pun baru akan mengkaji kemungkinan penggabungan SMA 6 dan SMA 70, Jakarta Selatan. "Ini kami kaji lebih jauh," kata dia, Senin malam, 24 September 2012. "Di SMA 70 ada seribu siswa, di SMA 6 juga seribu siswa. Perilaku 20 orang itu seperti nila setitik. Jadi, harus proporsional menanganinya."

Pihak sekolah sebenarnya sudah membuat program yang mengakomodasi rekonsiliasi kedua sekolah. Namun, kata Taufik, "penanganan (tawuran) harus komprehensif semuanya. Sudah ada program yang buat link antarsekolah agar membangkitkan persaingan yang konstruktif, bukan konfrontatif."

Dia mengklaim, anak-anak SMA 6 dan SMA 70 yang sudah tak taat peraturan banyak yang dipindahkan. Walaupun pernyataannya itu berbeda dengan harapan warga di kawasan Bulungan. Bambang Dwitrisno, pegawai Badan Pertanahan Nasional mengaku resah dengan tawuran tak putus-putus.

Solusi penggabungan pun dianggap banyak kalangan tak menyelesaikan persoalan.


Kenakalan Remaja, Peran Orang Tua, Guru dan Lingkungan


.



Sebenarnya menjaga sikap dan tindak tanduk positif itu tidak hanya tanggung jawab para guru dan keluarganya, tetapi semua orang, Guru yang selalu mengusahakan keluarganya menjadi garda terdepan dalam memberikan pendidikan dengan sebuah contoh, adalah cerminan komitmen dan pendalaman makna dari seorang guru. Sang guru harus berusaha agar keluarganya baik dan tidak korupsi agar ia dapat mengajari kepada murid-muridnya yang merupakan remaja generasi penerus bangsa memiliki moral dan ahlak baik dan tidak korupsi, berusaha tidak berbohong agar murid-muridnya sebagai remaja yang baik tidak menjadi pendusta, tidak terjaebak dalam kenakalan remaja.

Guru adalah profesi yang mulia dan tidak mudah dilaksanakan serta memiliki posisi yang sangat luhur di masyarakat. Semua orang pasti akan membenarkan pernyataan ini jika mengerti sejauh mana peran dan tanggung jawab seorang guru . Sejak saya baru berusia 6 tahun hingga dewasa, orang tua saya yang merupakan seorang guru, selalu memberikan instruksi yang mengingatkan kami para anak-anaknya adalah anak seorang guru yang harus selalu menjaga tingkah laku agar selalu baik dan jangan sampai melakukan sebuah kesalahan . Seberat itukah, seharus itukah kami bertindak Lantas apa hubungan profesi orang tua dengan dengan anak-anaknya, apakah hanya anak seorang guru yang harus demikian ?.

Peran guru tidak hanya sebatas tugas yang harus dilaksanakan di depan kelas saja, tetapi seluruh hidupnya memang harus di dedikasikan untuk pendidikan. Tidak hanya menyampaikan teori-teori akademis saja tetapi suri tauladan yang digambarkan dengan perilaku seorang guru dalam kehidupan sehari-hari.

Terkesannya seorang Guru adalah sosok orang sempurna yang di tuntut tidak melakukan kesalahan sedikitpun, sedikit saja sang guru salah dalam bertutur kata itu akan tertanam sangat mendalam dalam sanubari para remaja. Jika sang guru mempunyai kebiasaan buruk dan itu di ketahui oleh sang murid, tidak ayal jika itu akan dijadikan referensi bagi para remaja yang lain tentang pembenaran kesalahan yang sedang ia lakukan, dan ini dapat menjadi satu penyebab, alasan mengapa terjadi kenakalan remaja.

Sepertinya filosofi sang guru ini layak untuk di jadikan filosofi hidup, karena hampir setiap orang akan menjadi seorang ayah dan ibu yang notabenenya merupakan guru yang terdekat bagi anak-anak penerus bangsa ini. Akan sulit bagi seorang ayah untuk melarang anak remajanya untuk tidak merokok jika seorang ayahnya adalah perokok. Akan sulit bagi seorang ibu untuk mengajari anak-anak remaja untuk selalu jujur, jika dirumah sang ibu selalu berdusta kepada ayah dan lingkungannya, atau sebaliknya. jadi bagaimana mungkin orang tua melarang remaja untuk tidak nakal sementara mereka sendiri nakal?

Suatu siang saya agak miris melihat seorang remaja SMP sedang asik mengisap sebatang rokok bersama adik kelasnya yang masih di SD, itu terlihat dari seragam yang dikenakan dan usianya memang terbilang masih remaja. Siapa yang harus disalahkan dalam kasus ini. Apakah sianak remaja tersebut, sepertinya tidak adil kalau kita hanya menyalahkan si anak remaja itu saja, anak itu terlahir bagaikan selembar kertas yang masih putih, mau jadi seperti apa kelak di hari tuanya tergantung dengan tinta dan menulis apa pada selembar kertas putih itu . Orang pertama yang patut disalahkan mungkin adalah guru, baik guru yang ada di rumah ( orang tua ), di sekolah ( guru), atau pun lingkungannya hingga secara tanpa disadari mencetak para remaja tersebut untuk melakukan perbuatan yang dapat digolongkan ke dalam kenakalan remaja.

Peran orang tua yang bertanggung jawab terhadap keselamatan para remaja tentunya tidak membiarkan anaknya terlena dengan fasilitas-fasilitas yang dapat menenggelamkan si anak remaja kedalam kenakalan remaja, kontrol yang baik dengan selalu memberikan pendidikan moral dan agama yang baik diharapkan akan dapat membimbing si anak remaja ke jalan yang benar, bagaimana orang tua dapat mendidik anaknya menjadi remaja yang sholeh sedangkan orang tuanya jarang menjalankan sesuatu yang mencerminkan kesholehan, ke masjid misalnya. Jadi jangan heran apabila terjadi kenakalan remaja, karena sang remaja mencontoh pola kenakalan para orang tua

Tidak mudah memang untuk menjadi seorang guru. Menjadi guru diharapkan tidak hanya didasari oleh gaji guru yang akan dinaikkan, bukan merupakan pilihan terakhir setelah tidak dapat berprofesi di bidang yang lain, tidak juga karena peluang. Selayaknya cita-cita untuk menjadi guru didasari oleh sebuah idealisme yang luhur, untuk menciptakan para remaja sebagai generasi penerus yang berkualitas.

Sebaiknya Guru tidak hanya dipandang sebagai profesi saja, tetapi adalah bagian hidup dan idialisme seorang guru memang harus dijunjung setinggi-tingginya. Idealisme itu seharusnya tidak tergantikan oleh apapun termasuk uang. Namun guru adalah manusia, sekuat-kuatnya manusia bertahan dia tetaplah manusia, jika terpaan cobaan itu terlalu kuat manusia juga dapat melakukan kesalahan.

Akhir akhir ini ada berita di media masa yang sangat meruntuhkan citra sang guru adalah berita tentang pencabulan Oknum guru terhadap anak didiknya. Kalau pepatah mengatakan guru kencing bediri murid kencing berlari itu benar, berarti satu orang guru melakukan itu berapa orang murid yang lebih parah dari itu, hingga akhirnya menciptakan pola kenakalan remaja yang sangat tidak ingin kita harapkan.

Gejala-gejala ini telah menunjukan kebenarannya. Kita ambil saja kasus siswa remaja mesum yang dilakukan oleh para remaja belia seperti misalnya kasus-kasus di remaja mesum di taman sari Pangkalpinang ibukota provinsi Bangka Belitung, lokasi remaja pacaran di bukit dealova pangkalpinang, dan remaja Ayam kampus yang mulai marak di tambah lagi foto-foto syur remaja SMP jebus, ini menunjukkan bahwa pepatah itu menujukkan kebenarannya.

Kerja team yang terdiri dari orang tua (sebagai guru dirumah), Guru di sekolah, dan Lingkungan (sebagai Guru saat anak-anak, para remaja bermain dan belajar) harus di bentuk. diawali dengan komunikasi yang baik antara orang tua dan guru di sekolah, pertemuan yang intensif antara keduanya akan saling memberikan informasi yang sangat mendukung bagi pendidikan para remaja. Peran Lingkungan pun harus lebih peduli, dengan menganggap para remaja yang ada di lingkungannya adalah tanggung jawab bersama, tentunya lingkungan pun akan dapat memberikan informasi yang benar kepada orang tua tentang tindak tanduk si remaja tersebut dan kemudian dapat digunakan untuk mengevaluasi perkembangannya agar tidak terjebak dalam kenakalan remaja.

terlihat betapa peran orang tua sangat memegang peranan penting dalam membentuk pola perilaku para remaja, setelah semua informasi tentang pertumbuhan anaknya di dapat, orang tuapun harus pandai mengelola informasi itu dengan benar.

Terlepas dari baik buruknya seorang guru nampaknya filosofi seorang guru dapat dijadikan pegangan bagi kita semua terutama bagi para orang tua untuk menangkal kenakalan remaja, mari kita bersama-sama untuk menjadi guru bagi anak-anak dan para remaja kita para remaja belia, dengan selalu memberi contoh kebenaran dan memberi dorongan untuk berbuat kebenaran. Sang guru bagi para remaja adalah Orang tua, guru sekolah dan lingkungan tempat ia di besarkan. Seandainya sang guru dapat memberi teladan yang baik mudah-mudahan generasi remaja kita akan ada di jalan yang benar dan selamat dari budaya "kenakalan remaja" yang merusak kehidupan dan masa depan para remaja, semoga.

Artikel Kenakalan Remaja


.


Kenakalan remaja di era modern ini sudah melebihi batas yang sewajarnya. Banyak anak dibawah umur yang sudah mengenal Rokok, Narkoba, Freesex, dan terlibat banyak tindakan kriminal lainnya. Fakta ini sudah tidak dapat diungkuri lagi, anda dapat melihat brutalnya remaja jaman sekarang. Dan saya pun pernah melihat dengan mata kepala saya sendiri ketika sebuah anak kelas satu SMA di kompelks saya, ditangkap/diciduk POLISI akibat menjadi seorang bandar gele, atau yang lebih kita kenal dengan ganja.
Hal ini semua bisa terjadi karena adanya faktor-faktor kenakalan remaja berikut:
- kurangnya kasih sayang orang tua.
- kurangnya pengawasan dari orang tua.
- pergaulan dengan teman yang tidak sebaya.
- peran dari perkembangan iptek yang berdampak negatif.
- tidak adanya bimbingan kepribadian dari sekolah.
- dasar-dasar agama yang kurang
- tidak adanya media penyalur bakat dan hobinya
- kebasan yang berlebihan
- masalah yang dipendam
Dan saya dapat memberikan beberapa tips untuk mengatasi dan mencegah kenakalan remaja, yaitu:
- Perlunya kasih sayang dan perhatian dari orang tua dalam hal apapun.
- Adanya pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang. contohnya: kita boleh saja membiarkan dia melakukan apa saja yang masih sewajarnya, dan apabila menurut pengawasan kita dia telah melewati batas yang sewajarnya, kita sebagai orangtua perlu memberitahu dia dampak dan akibat yang harus ditanggungnya bila dia terus melakukan hal yang sudah melewati batas tersebut.
- Biarkanlah dia bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda umur 2 atau 3 tahun baik lebih tua darinya. Karena apabila kita membiarkan dia bergaul dengan teman main yang sangat tidak sebaya dengannya, yang gaya hidupnya sudah pasti berbeda, maka dia pun bisa terbawa gaya hidup yang mungkin seharusnya belum perlu dia jalani.
- Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi seperti tv, internet, radio, handphone, dll.
- Perlunya bimbingan kepribadian di sekolah, karena disanalah tempat anak lebih banyak menghabiskan waktunya selain di rumah.
- Perlunya pembelanjaran agama yang dilakukan sejak dini, seperti beribadah dan mengunjungi tempat ibadah sesuai dengan iman kepercayaannya.
- Kita perlu mendukung hobi yang dia inginkan selama itu masih positif untuk dia. Jangan pernah kita mencegah hobinya maupun kesempatan dia mengembangkan bakat yang dia sukai selama bersifat Positif. Karena dengan melarangnya dapat menggangu kepribadian dan kepercayaan dirinya.
- Anda sebagai orang tua harus menjadi tempat CURHAT yang nyaman untuk anak anda, sehingga anda dapat membimbing dia ketika ia sedang menghadapi masalah.
Terima kasih telah membaca artikel ini, semoga dapat berguna bagi anda

Fenomena Geng Motor


.

Fenomena Geng Motor


Baru-baru ini kita dihebohkan dengan berita penganiayaan dan perampokan yang dilakukan oleh geng motor. Keresahan sosial atas geng motor yang merupakan kumpulan orang-orang pecinta motor sudah sangat terasa. Dimana geng motor suka kebut-kebutan, tanpa membedakan jenis motor yang dikendarai. Keresahaan atas ulah geng motor yang menyelimuti masyarakat karena sepak terjangnya semakin beringas. Banyak korban atas tindakan anarkis geng motor saat ini. Jika geng motor tersebut tidak diantispasi secara tegas, dikhawatirkan kelompok-kelompok tersebut bisa kian besar menjadi sebuah jaringan kriminal terorganisisasi.
Fenomena sosial terjadi dikalangan anak muda atas tindakan anarkis geng motor. Mereka sudah tidak merasa bahwa perbuatan itu sangat tidak terpuji dan bisa mengganggu ketenangan masyarakat. Sebaliknya mereka merasa bangga jika masyarakat takut. Adanya rasa bangga bagi anggota geng motor yang mampu merobohkan lawan, merusak harta benda orang lain, merampok, merusak fasilitas umum, sejatinya merupakan musibah bagi masyarakat. Masyarakat sudah jenuh, bahkan muak dengan perilaku destruktif yang dipertontonkan anggota geng motor. Sudah banyak korban atas aksi kawanan geng motor yang mengakibatkan rasa takut dikalangan masyarakat. Ketakutan atas geng motor sudah menghantui masyarakat, tak ada lagi kedamaian di keheningan malam, karena selalu pecah oleh raungan motor dan suara ribut tawuran. Tak pernah berani keluar malam hari karena di lingkungan sekitar yang marak aktifitas geng motor.
Geng motor yang sudah terlanjur berbuat anarkis menjadi tidak takut untuk mengulanginya lagi. Lama kelamaan gerombolan geng motor ini akan tumbuh menjadi sebuah kelompok besar. Kelompok yang akan menjalani atau mengisi kehidupannya berdasarkan peraturannya sendiri tanpa mengindahkan peraturan yang dibuat pemerintah. Karena mereka ada bukan sebagai pendukung pemerintahan. Dampak yang kian meluas akibat dari tindakan geng motor ini telah mulai mengusik kenyamanan masyarakat dimana kepercayaan terhadap pihak keamanan yang berwenang mulai diragukan dengan kenyataan belum mampunya mengatasi yang namanya geng motor ini.
Pendidikan Mengatasi Geng Motor
Yang memprihatinkan bahwa personil anggota geng motor ini banyak terdiri dari generasi muda. Geng motor merupakan wadah yang mampu memberikan gejala watak keberingasan anak muda. Mengapa anak-anak muda itu lebih menyukai bergabung dengan geng motor dan rela mengikuti inisiasi yang jauh lebih keras dari ospek mahasiswa? Perkembangannya, tak lepas dari trend dan mode yang sedang berlangsung saat ini dimana aksi brutal itu perlu diredam. Mulanya berbuat jahat dari yang ringan seperti bolos sekolah, lama-lama mencuri, merampok dan membunuh.
Saat ini perlu sebuah kecermatan untuk melihat sisi lain dari keberadaan anggota geng motor. Penanganan yang tegas harus disuguhkan kepada mereka dengan memberikan pendidikan yang baik agar tidak terjadi krisis keteladanan. Orang tua yang memberikan sepeda motor kepada anaknya dengan harapan agar dapat memotivasi untuk menjadi lebih baik malah telah dijadikan jalan menuju hal-hal yang bukan seharusnya. Siapa yang salah dan patut disalahkan? Semua adalah sistem yang saling keterkaitan mulai dari orang tua, anak, pemerintah, dan negara yang ada di balik oknum-oknum geng motor.
Salah satu yang dapat mengubah dan membentuk karakter generasi muda adalah dunia pendidikan. Ada baiknya pihak-pihak yang terkait berkaca, bagaimana sesungguhnya pola pendidikan dan pengasuhan terhadap anak muda yang serba ingin tahu dan tengah mencari jati diri itu. Keberhasilan dari suatu pendidikan mulai pendidikan dasar sampai tinggi sangat tergantung dari trilogi pendidikan. Trilogi pendidikan yang terdiri dari sekolah, keluarga, dan masyarakat inilah yang kemudian dikembangkan dalam pendidikan formal, non formal dan informal. Jangan-jangan ada kesalahan kolektif, dalam cara mendidik anak, yang menyebabkan mereka justru jauh lebih nyaman berada di dalam kelompok mereka ketimbang keluarga sendiri.


.

Welcome di Blog ini !! :)